Sabtu, 30 November 2019

Buat Blog

Buat Blog
Hai teman-teman, Salamat Pagi. Salam sejahtera untuk kalian semua. Nahh buat teman-teman yang ingin mempunyai blog, jangan khawatir saya akan sedikit berbagi ilmu bagaimana caranya membuat blog dengan mudah dan gratis, buat kalian yang suka nulis boleh nihh isi tulisan kalian di blog. Jangan khawatir untuk pemula karena saya pun masih dalam tahap belajar.
Nahh kali ini saya membuat blog dengan blogger. Blogger adalah sebuah layanan publikasi blog yang dibuat oleh Pyra Labs dan diakuisisi oleh Google pada tahun 2003. Secara umum, blog yang dihost oleh Google berada di bawah subdomain blogspot.com.
Pencipta: Pyra Labs
Daftar akun: Gratis
Tanggal diluncurkan: 23 Agustus 1999
Jenis situs: Blog
Ditulis di: Python
Pemilik: Google

Membuat blog

  1. Login ke Blogger. (blogger.com)
  2. Di sebelah kiri, klik Panah bawahPanah Bawah.
  3. Klik Blog baru.
  4. Masukkan nama blog.
  5. Pilih alamat blog, atau URL.
  6. Pilih template.
  7. Klik Buat blog.
Atau kalian bisa langsung instal aplikasi blogger di handphone kalian. Lalu klik buat menggunakan akun Google.
Demikian yang dapat saya tuliskan pada tulisan kali ini, semoga tulisan ini dapat bermanfaat. Sampai jumpa dilain waktu untuk tulisan berikutnya.

Jumat, 29 November 2019

Bantu Pasien

Bantu Pasien
Kasfiansyah Putra


Pasien dari keluarga prasejahtera banyak yang terpaksa harus menginap di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung untuk berobat jalan karena tinggal jauh dari kota Bandung. Melihat kenyataan itu, Kasfiansyah Putra tergerak untuk berbuat sesuatu.
Ia memfungsikan rumah kontrakannya menjadi rumah singgah bagi pasien anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu. Sejak tiga tahun lalu, ia membuka pintu lebar-lebar bagi pasien anak-anak yang berobat rawat jalan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, tetapi tak punya biaya untuk menginap di tempat layak.
"Saya melihat banyak pasien anak-anak dari pelosok daerah yang terpaksa menginap di lorong rumah sakit hanya beralaskan tikar karena harus balik lagi keesokan harinya, sedangkan kalau pulang ke rumah biayanya mahal dan jauh. Itu yang membuat saya berpikir untuk membuka rumah singgah ini," ucap pria yang akrab disapa Afin ini ketika ditemui di rumah singgah Al Fatih, di kawasan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Rabu (6/11/2019).
Afin dan beberapa kawannya terus berupaya untuk meringankan beban pasien dan keluarga. Misalnya, dengan menyediakan makanan, tabung oksigen, hingga ambulans. Bahkan, mereka juga urunan untuk membantu menebus resep obat pasien. Terkadang, ada juga donatur yang membantu. Selain itu, mereka melakukan pendampingan untuk mengantar pasien ke rumah sakit hingga mengantar pasien sampai ke kediamannya di daerah. Sejak 2016 hingga sekarang, sudah lebih dari 100 anak yang didampingi Rumah Singgah Al Fatih. Mereka punya penyakit yang beragam dan rata-rata merupakan penyakit berat seperti kanker, hidrosefalus, bocor jantung, dan leukemia.

(Endah Asih/"PR")***#
Dari | Redaksi Pikiran Rakyat#
Bandung, 29 November 2019#

Kamis, 28 November 2019

Jangan Takut

Jangan Takut
(Ishaq Mustaqim)


"Jangan pernah takut dan khawatir tak ada yang menyayangimu karena Allah SWT yang akan menyayangi kamu seutuhnya." Itulah pesan yang disampaikan Ishaq Mustaqim. Seorang motivator remaja dan kalangan muda yang juga seorang mualaf asal Kanada ketika berkunjung ke Redaksi Pikiran Rakyat, Jalan Asia Afrika 77 kota Bandung, Selasa (26/11/2019). Ishaq berkunjung ke Indonesia untuk melaksankan safari dakwah ke kalangan di Kota Bandung atas undangan salah satu travel umrah.
Perjalanan hidup Ishaq yang lahir di Swiss, 13 Juni 1978 ini memang sangat berwarna. Sebelum mengenal dan memeluk Islam pada 2010, Ishaq yang beribu warga Swiss dan berayah asal Haiti itu hidup dalam kubangan narkoba dan pergaulan bebas. Ia bahkan menjadi gengster dan mendapat cap kriminal nomor satu di Kanada. "Namun, justru dipenjaralah kehidupan saya berubah. Hidup mewah dan mengendalikan bisnis haram di Kanada tidak membuat hidup saya tenang. Ketenangan saya rasakan setelah mengenal Islam dari seseorang yang saya kenal," kata Ishaq yang mengaku hidup berlimpah materi pada usia masih remaja karena bisnis haramnya.
Dari sanalah ia memilih jalan dakwah terutama untuk kalangan generasi muda, untuk terus dijalaninya. "Walau semuanya telah saya miliki, ternyata disana tak ada kebahagiaan karena itu semua diperoleh dengan cara yang tidak benar. Oleh karena itu, mari kita tinggalkan itu semua dan berubah menjadi orang yang berguna," ucapnya.

(Erwin Kustiman/"PR")***
Dari | Redaksi Pikiran Rakyat
Bandung, 28 November 2019

Jumat, 22 November 2019

Sepekan

Hanya tinggal satu pekan berada di tempat magang, hanya jum'at dan bertemu jum'at kembali lalu masa ini pun akan berakhir. Ada rasa sedih, haru, bahagia semua rasa bercampur menjadi satu. Tak ingin ada perpisahan, belum siap untuk berpisah, meskipun ini hanya untuk sementara. Memang pada hakikatnya ada pertemuan pasti ada perpisahan, pasang pasti akan surut, tawa pasti ada tangis semua itu telah berada dalam satu paket yang tak mungkin bisa dipungkiri.

Kamis, 21 November 2019

Ujian Ceritanya


Hari Kamis, 21 November 2019 anak kelas XI Miftahul Falah sedang melakukan ujian Harian mata pelajaran Ekonomi dengan Materi Indeks Harga dan Inflasi. Menurut saya sangat tidak mudah mengerjakan soal ini karena saya belum pernah mempelajari materi ini. Ditambah dengan terik matahari yang cukup menyengat siang hari ini dan soal yang cukup tidak mudah karena soal yang hitung-hitungan menambah hati menjadi gerah. Mengapa demikian, karena saya pun pernah mengalami hal yang sama, ulangan harian yang cukup sulit dan membutuhkan imajinasi yang cukup tinggi untuk menjawab soal. Berada diposisi kalian sebagai murid, dituntut untuk memenuhi nilai yang telah di tentukan entah ia mengerti atau tidak. Tapi yakinlah segala sesuatu yang dikerjakan pasti mempunyai manfaat, entah kapan itu pasti akan berguna, entah untuk diri kita ataupun untuk orang lain. Tetap yakin dan jangan putus asa, jangan pernah berhenti mencoba selama itu berada dalam konteks kebaikan.

#KeepSpirit


Senin, 18 November 2019

Sepenggal Kisah di bawah Langit Kota Bandung

Setiap moment menciptakan kisahnya masing-masing, baik itu kisah indah ataupun kisah yang pahit. Semua berjalan sesuai dengan roda dan jalurnya masing-masing. Di moment magang ini ada yang menceritakan kisah yang pahit ada juga kisah yang manis itu semua harus dijadikan sebagai pelajaran. Pelajaran dimana kita semua hidup membutuhkan cerminan untuk kita mengoreksi diri agar kembali ke jalan yang lebih baik.
Sudah beranjak dua minggu berada di tempat magang, yaitu ponpes Miftahul Falah Kota Bandung. Kotanya Dilan, tapi Dilannya gak ada (wkwk).
Semua masih tentang waktu yang terus berputar berputar dan berputar, tak mengenal dan memandang siapapun itu ia tetap saja berputar pada porosnya semua tergantung pada diri kita yang memenaj nya. Tak ingin kisah ini berakhir dengan begitu saja tanpa membawa sesuatu apapun. Meskipun itu hal kecil tetap saja ia akan menjadi kenangan, kenangan di masa yang akan datang.
Disini, ditempat yang saya pijak saat ini (Ponpes Miftahul Falah, Gede Bage, Bandung), saya belajar banyak hal tentang ilmu. Bahwa ilmu itu tak cukup kita cari dengan kita bersekolah saja lalu lulus, cukup dengan baca satu buku saja, masih banyak ilmu yang harus dipelajari dan digali, ditekuni hingga ia benar-benar bisa bermanfaat untuk orang banyak. Setelah bermanfaat pun, ilmu itu kita harus tetap mempelajari dan mencari ilmu sampai kita pergi ke liang lahat.
Terlalu sedikit bahkan tidak sampai satu ujung jari kuku pun ilmu yang saya punya, banyak yang lebih dan lebih banyak ilmunya dibanding saya.

Rabu, 06 November 2019

The Best of Rgi

Pengalaman baru, terima kasih Rgi yang telah memberikan pengalaman yang tak mungkin bisa dibayar dengan apapun. Semua berawal dari kemauan dan tekad yang kuat. Niat yang tulus serta doa. Tak ada lagi waktu yang sesingkat ini bisa menghasilkan beribu-ribu manusia produktif. Yang dahulunya mereka slalu minder dengan kehidupannya, ekonominya, pengalamannya untuk terjun kedunia yang sesungguhnya. Dunia yang tak kenal ampun, dunia tak memandang dia miskin ataupun kaya yang terpenting dia mempunyai skill dan mental yang kuat.
Pengalaman ini sangat, sangat, sangat mahal untuk didapat. Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk saya bisa belajar di Rgi. Tidak ada pendidikan sebaik dan sekeren Rgi.