Rabu, 25 September 2019

Diary Absurd

Rabu, 26 Juni 2019 hari pertama saya masuk RGI setelah dinyatakan lulus seleksi melewati beberapa tahapan. Mulai dari daftar online dan interview.  Awalnya masih percaya gak percaya bisa lolos seleksi masuk RGI dengan banyaknya calon santri yang mendaftar. Tapi Allhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk bisa belajar di RGI. Hari pertama masuk saya di antar oleh keluarga  mulai dari Ayah, Ibu, dan ketiga adik saya.
Dengan bawaan yang tak sedikit, saya membawa tiga ransel yang di dalamnya ada bantal, selimut, baju dan yang lainnya. Lalu bawa satu plastik besar yang isinya adalah ember. Saya tidak tahu kalo di RGI semua fasilitas sudah disediakan. Awalnya sempat malu juga karena barang bawaannya banyak. Tapi ya setelah dijalani ternyata memakai milik sendiri itu lebih leluasa memakainya.
Hari pertama masih agak malu-malu untuk berkenalan dengan santri yang lainnya, meskipun ada teman satu sekolah yang lolos juga. Karena ini adalah kali pertama saya jauh dari orang tua dan masuk asrama. 
Hari pertama saya tidur di asrama satu dengan 20 orang santri, suhunya begitu panas meskipun memakai AC, karena harus beradaptasi terlebih dahulu. Hari kedua, yaitu masa ta’aruf (perkenalan) antar santri dan para instruktur. Kami para santri diharapkan bisa saling mengenal satu dengan yang lainnya, mempererat tali persaudaraan. Banyak santri dari luar daerah yang berbeda-beda, bahasa, suku, dan budaya. Disini kami disatukan dengan tujuan yang sama, yaitu sama-sama menuntut ilmu. Setelah masa ta’aruf selesai saya di pindahkan ke asrama dua dengan santri 19 orang. Jumlah santri yang di terima di RGI ada 120 orang, perempuan 61 orang, sedangkan laki-laki 59. Saya mempunyai teman baru dari berbagai daerah seperti Bogor, Bekasi, Bandung, Jakarta, Sulawesi, Kalimantan dan yang lainnya. Kami semua bertukar cerita tentang kampung halaman kami masing-masing.
Disini kami diajarkan tentang kedisiplinan, dimulai dari bangun pagi untuk tahajud, yang semula dirumah jarang banget tahajud, shalat duha, belajar ilmu agama atau disebut SCC(Spiritual Care community) ada mata pelajaran Fikih, Al-Qur’an Hadist, kitab, baca Al-Qur’an, pelajaran formal, menulis kreatif, kultum. Belajar tanggung jawab untuk diri sendiri dan lingkungan, mulai dari cuci baju sendiri, masak, membersihkan lingkungan, menjaga diri sendiri. Selesai kegiatan, jika tidak ada jam tambahan kami pasti kumpul diluar untuk sekedar bersenda gurau ataupun makan-makan sebelum kami semua pergi untuk istirahat.

@menuliskreatif.rgi | Diary
@aenniyah27@gmail.com
@aenniyah27 [ig]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar